Rabu, 18 Oktober 2017

Bimbingan Karier



      DIKTAT
                                                                                                                                                           

Bimbingan konseling Karier
Disusun Oleh

MARLEN KAKISINA
1520144014


Jurusan Pastoral Konseling
Sekoah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri
Ambon
2016





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas cinta kasih-Nya sehingga penulis boleh ada di saat ini dan dapat menyelesaikan diktat dengan judul “Bimbingan Konseling Karier” dengan baik walaupun masih banyak kekurangan yang ada pada diktat ini.
Diktat ini penulis buat untuk membantu mahasiswa pada jurusan Pastoral Kinseling dan Bimbingan Konseling mempelajari model bimbingan karier baik sebagai referensi teori, maupun aplikasi dalam layanan bimbingan dan konseling.
Terima kasih penulis haturkan pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan diktat ini, terutama para penulis buku bimbingan dan konseling yang bukunya penulis pakai sebagai rujukan, sehingga diktat ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sungguh bahwa buku ini belum sempurnah, untuk itu penulis berharap kritik, saran, dan permohonan maaf dari para pembaca.
Demikian diktat ini penulis buat semoga diktat ini bermanfaat dalam rangkah meningkatkan kinerja, kompetensi, dan hasil yang maksimal dalam layanan bimbingan dan konseling. Amin.



Penulis




BAB 1
PENDAHULUAN

Istilah bimbingan karier di masa lampau sering kali diartikan sebagai Vocation Guidance atau bimbingan jabatan. Sedangkan kalau disimak lebih mendalam pengertian Bimbingan Karier  dengan bimbingan jabatan mempuyai makna yang jauh berbeda serta memiliki ruang lingkup yang berbeda pula.
Bimbingan Karier lebih menitikberatkan kepada perencanaan kehidupan, yang terlebih dulu haruslah mempertimbangkan potensi-potensi diri yang dimiliknya serta lingkungan sekitar agar mereka memperoleh dan memiliki pandangan yang cukup luas dari pengaruh dari berbagai peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat. Sedangkan bimbingan jabatan atau bimbingan vocational lebih menekankan pada bentuk layanan yang berpusat memberikan informasi.
Istilah Bimbingan Karier mengandung konsep yang luas. Bila bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang sangat mnentukan pekerjaan tertentu, Bimbingan Karier menitikberatkan kepada perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan diri dan lingkungannya agar dia memperoleh pandangan yang lebih luas mengenai pegaruh dari segala yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat yang punya peranan positif.[1]
A.    LATAR BELAKANG BIMBINGAN
Adanya bimbingan karena lima factor yang mendorong pemunculannyayaitu :
a.       Kehidupan demokrasi, bahwa setiap individu mempuyai kebebasan dalam menentukan arah serta tujuan hidup. Oleh karena itu, setiap individu berhak memiliki dan menentukan pendidikan, dan pekerjaannya
b.      Perbedaan individual, bahwa setiap individu yang satu berbeda dengan yang lainnya. Berbeda dalam perilakunya. Begitu pula dalam penyesuaiannya. Oleh Karen aitu, diperlukan bimbingan yang sesuai dengan keunikan individu yang bersangkutan
c.       Perkembangan norma dan nilai hidup, bahwa tidak semua dan tidak selamanya individu dapat menyesuaikan norma dan nilai hidup yang dianut oleh lingkungannya. Norma yang baru diautnya, sering tidak sesuai dengan norma sebenarnya. Maka sering terjadi konflik norma pada diri individu;lebih lagi pada masa transisi yaitu pada masa remaja
d.      Masa perkembangan anak, yaitu terdapatnya masa perkembangan individu yang tidak lazim yang memerlukan pemahmannya secara individual
e.       Perkembangan industry, bahwa d dalam lajunya perkembangan industry yang modern, diperlukan the right man on the right job. Maka untuk kebutuhan hal tersebut, perluya individu memahami kemmapuan mengenai dirinya , dan kondisi serta persyaratan pekerjaan yang akan dimasukinya.

B.     SIAPAKAH YANG DAPAT MELAKSANAKAN BIMBINGAN KARIER
Bidang bantuan yang dtangani di dalma program bimbingan karier adalah mengenai bimbingan karier.Oleh karena itu, salah satu subprogram adalah program bimbingan karier adalah bimbingan karier. Dalam pelkasanaan bimbingan karier diantaranya penyampaian buku paket bimbingan karier, menulis bahwa: dengan paket bimbingan karier ini, bimbingan itu diharapakan dapat dilaksanakan bukan saja oleh petugas pembimbing dan penyuluhan, tetapi juga oleh para guru bidang studi yang berperan sebagai fasilitator.[2]

C.     SEJAK KAPAN BIMBINGAN KARIER ITU MULAI DILAKSANAKAN
1.      Secara informal
Baik di Negara yang sudah lama maju dan berkembang, maupun di Negara kita Indonesia, adanya bimbingan karier ini bersamaan dengan kelahiran generasi manusia.
2.      Secara formal
Bimbingan karier ini telah dilaksanakan oleh guru sejak adanya pendidikan formal.Sekalipun mungkin pada waktu pertama kali diberikan, hanya sebagai tugas sambilan dan coba-coba. Para guru mencoba menduga, menerka, bahwa siswa A, berbakat di bidang X, dan siswa B, berbakat di bidang Y. hal ini, selain berdasarkan data hasil tes prestasi belajar, ditambah data hasil non tes bahwa hasil pengukuran tes psikologis, kurag diperhitungkan; ada atau tidak ada. Di lain pihak yang berperan dalam proses ini adalah teacher center, yaitu pihak gurulah yang dominan berperan. Bahwa pihak murid tidak diikutsertakan. Padahal untuk menentukan karier siswa itu sendiri yang akan menentukan pilihannya.
Dengan adanya bimbingan karier, para siswa diikutsertakan secara aktif. Bahwa pelengkap data hasil pengukuran Tes Psikologis (intelegensi, bakat, minat dna kepribadian) sekarang telah tersedia. Kemungkina ketepatan bimbingan karier, ini mendekati yang sebenarnya.[3]



















BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN BIMBINGAN KARIER
Pendapat tentang bimbingan karier ini sebagai berikut:
a.       Bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karier (pekerjaan) untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya (BP3K, 1984: 1)
b.      Bimbingan karier merupakan proses membantu seseorang untuk mengerti tentang dunia dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu, untuk pada akhirnya dapat:
-          Memilih bidang pekerjaan
-          Menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan
-          Memasukinya
-          Membina karier dalam bidang tersebut (Rochman Natawidjaja, 1980: 1)
c.       Bimbingan karier merupakan program pendidikan berupa layanan terhadap siswa agar ia dapat :
-          Mengenal dirinya sendiri
-          Mengenal dunia kerja
-          Dapat merumuskan apa yang diharapakan dari pekerjaan
-          Dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkannya, disamping pekerjaan untuk mencari nafkah.
d.      Bimbingan karier membantu siswa dalam proses pengambilan keputusan mengenai karier utama yang mempengaruhi kehidupannya di masa depan
e.       Bimbingan karier merupakan salah satu cara pendekatan masalah remaja dan upaya pencegahan gangguan perkembangan remaja termasuk kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat/narkotika,minuman keras. Program ini memusatkan perhatian pada pemahaman diri dan lingkungannya, penjernihan nilai-nilai, proses pengambilan keputusan, keterampilan untuk mengatasi masalah, serta kemampuan melihat dan merencanakan masa depan
f.       Konsep bimbingan karie bukan hanya menunjuk kepada bimbingan jabatan atau bimbingan tugas, tetapi menunjuk pada peran bimbingan karier dalam situasi dimana seseorang memasuki kehidupan, tata hidup, dan kejadian di dalam kehidupan. Di samping itu, bimbingan karier secara langsung mengandung arti pengembangan program, yang berarti berperan dan menghasilkan orang yang telah terdidik, terutama mengacu kepada masa peralihan sekolah ke dunia kerja dalam mengalami berbagai kegiatan dan menulusuri berbagai sumber. Secara lebih khusus, program bimbingan karier terutama berperan membantu individu dalam :
-          Memahami dirinya
-          Memahami lingkungan/dunia kerja dalam tata hidup tertentu
-          Mengembangkan rencana dan kemampuan untuk membuat keputusan bagi masa depannya
Dari keenam pendapat diatas mengenai bimbingan karier ini terdapat perbedaan-perbedaan dalam penyampaian pendapat, namun terdapat persamaan-persamaan mengenai adanya : 1. Bantuan, layanan, cara pendekatan, 2. Indivdu, seseorang, siswa, remaja, 3. Masalah karier, pekerjaan (penyesuaian diri, persiapan diri, pengenalan diri, pemahaman diri, dan pengenalan dunia kerja, perencanaan masa depan, bentuk kehidupan yang diharapkan, serta pemilihan keputusan yang diambil oleh individu yang bersangkutan)
Maka dapat disimpulkan bahwa :
Bimbingan karier merupakan suatu proses bantuan, layanan, dan pendekatan terhadap individu, (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dna tuntutan pekerjaan/karier yang dipilihnya.[4]

B.     TUJUAN BIMBINGAN KARIER
Tujuan bimbingan karier adalah sebagai berikut :
a.       Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-potensi dasar, minat, sikap, dan kecakapan
b.      Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasan yang mungkin dapat dicapai dari suatu pekerjaan
c.       Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan minatnya
d.      Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja. Artinya, siswa dapat memberikan peghargaan yang wajar terhadap setiap jneis pekerjaan
e.       Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada dilingkunganya
f.       Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidika atau latihan yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu
g.      Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat
h.      Sadar dan akna memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada masyarakat
i.        Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut
j.        Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang
k.      Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menemukan karier dan kehidupannya yang serasi[5]

C.     METODE PENYAMPAIAN BIMBINGAN KARIER
Metode yang dimaksudkandisini, yaitu bagaimana cara penyampaian dn cara penyajian bimbingan karier tersebut, selain metode-metode yang sudah dikenal seperti ceramah, Tanya jawab, tugas, demonstrasi, dan sebagainya.
Metode penyampaian yang baru dikenal, yaitu dengan sistem modul, inquery-discovery, expository, mastery learning, dan humanistic education.Namun sebenarnya hal ini merupakan sistem belajar mengajar, yang tidak dapat/tidak terlepas dari metode-metode penyampaian diatas.
Khusus dalam penyajian bimbingan karier bagi para siswa, dalam teknik layanan bimbingan dikenal dengan istilah bimbingan kelompo, yang mengandung arti sebagai proses bantuan yang diberikan kepada individu/siswa dengan – melalaui situasi kelompok. Penyajian ini dipilih atas dasar, bahwa:
1.      Masalah karier, merupakan masalah umum bagi para siswa. Dengan penyelenggaraan bimbingan kelompok ini memberikan kemungkina kesempatan pada siswa memperoleh; self-direction, dan self-understanding, serta pengembangan rencana di masa datang
2.      Dalam bimbingan kelompok ini dapat memilih diantara tiga bentuk, yaitu bimbingan kelompok yang bersifat informative, aktivitas kelompok, dan penyembuhan
3.      Hasil bimbingan kelompok ini, merupakan bahan dalam bimbingan individual atau penyuluhan, khususnya penyuluhan karier[6]

D.    PROGRAM BIMBINGAN KARIER
Program bimbingan karier meliputi asas pelaksanaan dan jadwal kegiatan.
1.      Asas pelaksanaan
a.       Pelaksanaan bimbingan karier disekolah harus didasarkan kepada hasil penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta pola dari jenis karier dalam masyarakat
b.      Pemilihan dan penentuan jenis bidang karier didasarkan kepada keputusan siswa itu sendiri melalui penelusuran kemampuan dan minat serta pengenalan karier dalam masyarakat, baik karier yang telah berkembang maupun yang mungkin dapat dikembangkan dalam masyarakat
c.       Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan suatu proses yang berjalan terus mengikuti pelaksanaan program pendidikan disekolah, dan sebaiknya juga setelah lulus sekolah
d.      Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan perpaduan pendayagunaan setinggi-tingginya potensi siswa dan potensi lingkungannya
e.       Pelkasanaan bimbingan karer jangan sampai mneimbulkan tambahan bban pembiayaan yang berlebihan
f.       Pelaksanaan bimbingan karier harus menjalin hubungan kerja sama antara sekolah, dengan unsur-unsur di luar sekolah, dan bersifat saling menunjang fungsi masing-masing, serta mengarah kepada pencapaian tujuan pembinaan generasi muda yang diharapkan.

2.      Jadwal kegiatan
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam bimbingan karier sebaiknya tertuangkan di dalam jadwal kegiatan. Di dalamnya mencakup langkah-langkah: persiapan, meliputi pemberian informasi kepada (siswa, guru bidnag studi, wali kelas, orang tua siswa, instansi yang diperlukan, atau masyarakat).
-          Menentukan waktu pelaksanaan bimbingan karier
-          Mengatur jadwal kegiatan siswa
-          Menentukan sumber-sumber informasi (orang sumber atau instansi-instansi yang akan dikunjungi)
Evaluasi/tindak lanjut, bahwa keberhasilan suatu kegiatan perlu diukur hasilnya atas kegiatan tersebut. Maka hasil kegiatan bimbingan karier akan diperoleh dari para siswa yang telah mendapat layanan bimbingan karier tersebut mengenai: Kognitifnya, afektifnya, dan psikomotor dari siswa yang bersangkutan.

E.     HUBUNGAN ANTARA HASIL BIMBINGAN KARIER, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DAN LAPANGAN KERJA
Contoh hubungan dalam paradigm tersebut adalah hasil bimbingan karier yang diberikan kepada para siswa SMA, serta keputusan yang akan diambilnya. Sebagia catatan, bahwa bimbingan karier ini tidak hanya diberikan di SMA, namun juga diberikan di tingkat SMP dan bahkan diberikan sjak tingkat SD.
Para siswa SMA melanjutkan pendidikannnya, maupun yang langsung bekerja, tidak langsung demikian saja tetapi melalui dahulu suatu proses pengambilan keputusan. Suatu keputusan yang khusus menentukan masa depannya mengenai pekerjaan yang dipilihnya sangatlah kompleks, memerlukan sebanyak-banyaknya informasi, pengetahuan, pertimbangan, dan di dalamnya terkandung suatu harapan dan keyakinan atas apa yang ia telah perbuat. Steven D. Brown menulis sebagai berikut :
“vocationaldecisionmaking is, the complex cognitive process by which people organize information about themselves and their vocational surroundings, deliberate among alternative perspectives about action, and make a public commitment to action”
Bahwa hasil bimbingan karier merupakan salah satu input (sejumlah pengetahuan dan informasi) bagi siswa yang bersangkutan, terutama mengenai informasi keadaan dirinya, informasi mengenai pendidikan lanjutan, dan informasi mengenai lapangan pekerjaan.
Baik keputusan untuk melanjutkan pendidikan, maupun keputusan yang diambil langsung memasuki lapangan kerja, kedua-duanya memerlukan pertimbangan lebih dahulu, terutama mengenai kemampuan diri (keadaan diri) individu/siswa yang bersangkutan. Bagi mereka yang langsung memilih lapangan pekerjaan, akan menilai dirinya sendiri, bidang pekerjaan apa yang cocok baginya. Pertimbnagan lain kemungkinan ingin cepat berdikari, tidak lagi bergantung pada orang lain.
Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan di atas, maka terdapat empat jalur yang dapat ditempuh para siswa SMA setelah mereka menamatkan pendidikannya yaitu :
-          Para siswa langsugn terjun ke lapangan pekerjaan
-          Para siswa yang mengambil kursus lebih dahulu sebelum bekerja
-          Para siswa yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat Akademi/sarjana muda sebelum bekerja
-          Para siswa melanjutkan ke perguruan tinggi, sebelum memasuki dunia kerja[7]

BAB III
PERLUNYA BIMBINGAN KARIER

*      MENGAPA BIMBINGAN KARIER ITU PERLU ?
A.    KERANGKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN
Bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak seperti yang tercantum dalam UUD 45, pasal 27 ayat 2.Bahwa pada umunya pribadi-pribadi dapat berkembang dan dikembangkan dan ingin maju dalam hidupnya. Bimbingan karier dapat memeberikan dorongan yang positif, merupakan usaha yag sangat berarti dalam membentuk tenaga kerja masa depan

B.     PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Berbagai masalah yang kita hadapi, terutama masalah-masalah yang menyangkuttt generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Ciri yang amat menonjol dari fase generasi muda ini ialah perannya dalam masa peralihan menuju suatu kedudukan yang bertanggung jawab dalam tatanan masyarakat, antara lain:
-          Kemurnian idealism
-          Kkkeberanian dan ketrbukaannyadalam menyerap nilai-nilai dan gagasan baru
-          Semangat pengabdianya
-          Sponanitas dan dinamikanya
-          Inovasi dan kreativitasnya
Remaja banyak yang belum menyadari arti kerja itu bagi masyarakat, dan lebih luasnya lagi bagi Negara dan bangsa.Juga tentang bagaimana seharusnya dapat mementingkan karier dalam pekerjaan, sehingga dapat diberikan promosi.[8]

C.     KETENTUAN-KETENTUAN DAN TUNTUTAN
Suatu ketentuan adnaya bimbingan karier relah tersirat dalam buku IIC, sejalan dengan berlakunya kurikulum 1975. Lebih jelas lagi tercantum dalam buku Petujuk dan Pelaksanaan dan Pengelolaan Kurikulum 1984 bahwa,….Sementara itu semua siswa tetap mendapatkan bimbingan karier secara kelompok.
Tuntutan-tuntutan adanya bimbingan karier, sebenarnya terpadu di dalam tugas layanan bimbingan itu sendiri. Bahwa bimbingan harus melaksanakan 3 fungsi utama yaitu:
1.      Fungsi penyaluran (distributive)
2.      Fungsi pengadaptasian (adaptive)
3.      Fungsi penyesuaian (adjustive)[9]

D.    SARAN- SARAN DAN HARAPAN
Danang D. Joedonagoro memberikan saran-saran dan harapan mengenai masalah pendidikan pada umumnya, dan masalah karier khusunya sebagai berikut:
-          Kiranya yang tepat adalah bahwa selama ,asih belajar disekolah, hendaknya belajar sebaik-baiknya dan berusaha mencapai tingkat pendidikan setinggi-tingginya, ketidaksampaian pada tingkat pendidikan tertinggi, dapat saja terjadi kaibat berbagai kendala.
-          Peniaian disekolah hendaknya dapat makin objektif, dan ditutup kemungkinan-kemungkinan penghindaran dari kenyataan, sehingga yang bersangkutan terdorong untuk juga mempunyai penilaian kepada diri sendiri yang relaitas sehingga mau tak mau harus belajar lebih keras utnuk tidak gagal lagi pada kesempatan yang akan datang.
-          Yang penting bukanlah koneksi atau cara yang tidak wajar yang harus dilalui tetapi:
1.      Latar belakang pendidikan
2.      Keterampilan dan latihan
3.      Sikap yang baik
-          Manusia harus mempunyai cita-cita
-          Sebaiknya pengusaha sedikitnya memberikan latihan orientasi atau bila mungkin megnusahakan latihan yang lebih mendasar, seperti magang.
-          Adalah wajar bila manusia itu bekerja, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
-          Menggunakan jabatan pertama sebagai batu loncatan sebenarnya tidaklah terlalu dapat disalahkan asal tidak merupakan kebiasaan diwaktu mendatang, sehingga apabila kecewa lalu meminta keluar
-          Sikap mengetahui kepada pekerjaan adalah sangat penting.
-          Pembentukan sikap mental memang harus dimulai sejak di rumah, sekolah, Tempat latihan, dan dikembagkan sejak dari dimulai bekerja[10]





BAB IV
TEORI-TEORI YANG MENDASARI BIMBINGAN KARIER

A.    HOPPOCK
Terdapat sepuluh butir yang diajukan olehnya :
1.      Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhannya.
2.      Jabatan yang kita pilih adalah jabatan yang kita sukai
3.      Segala kebutuhan dapat diamati secara jelas atau hanya dirasakan secara samar-samar yang keduanya ini berpengaruh di dalam pemiliha jabatan
4.      Pemilihan jabatan, pertama kita harus sadar bahwa suatu pekerjaan dapat menolong memenuhi kebutuhan kita
5.      Pemilihan jabatan akan lebih baik jika apabila kita lebih mampu memperkirakan bagaimana baiknya jabatan yang akan datang itu akan memnuhi kebutuhan kita
6.      Informasi mengenai diri sendiri berpengaruh terhadap pemilihan jabatan karena informasi itu membantu kita menyadari apa yang kita inginkan dan akan membantu kita dalam antisipasi, apakah kita akan berhasil atau tidak dalam melaksanakan pekerjaan yang ditawarkan
7.      Informasi mengenai jabatan akan membantu dalma pemilihan jabatan karena informasi tersebut membantu kita di dalam menemukan apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan kita, dan membantu kita mengantisipasinya seberapa jauh kepuasan yang kita harapkan dalam suatu pekerjaan yang lain
8.      Kepuasan kerja tergantung ats seberapa besar jauh pekerjaan yang kita laksanakan memenuhi kebutuhan yang kita harapakan
9.      Kepuasan kerja dapat diperoleh dari suatu pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan dapat menjamin terpenuhnya kebutuhan di masa yang akan datang
10.  Pemilihan jabatan selalu dapat berubah apabila kita yakin bahwa perubahan itu akan lebih memenuhi kebutuhan kita[11]



B.     SUPER
Ada sepuluh pemikiran pokok yaitu :
1.      Tiap orang memiliki perbedaan individual, telah lama diterima secara luas oleh psikologi sekarang
2.      Akibat ciri-ciri tersebut setiap individu masing-masing memiliki kecakapan utnuk sejumlah pekerjaan
3.      Setiap jabatan memerlukan pola khas dari pada kemampuan
4.      Preferensi dan kompetensi professional situasi-situasi dimana orang hidup dna bekerja serta konsepsi diri akan mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman, Karena itu membuatcpilihan dan penyesuaian merupakan suatu proses yang kontinu
5.      Proses ini disimpulkan dalam tahap-tahap kehidupan yakni tahap pertumbuhan, tahap eksplorasi, tahap pembentukan, tahap pembinaan, dan tahap kemunduran.
6.      Hakikat pola karier seseorang ditentuakn oleh tingkat social ekonomi orang tuanya, oleh kemampuan mental, dan ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh kesempatan-kesempatan yang terbuka bagi dirinya
7.      Perkembangan yang melalui taha[-tahp kehidupan, dapat diarahkan oleh sebagian usaha-usaha mempermudah proses kematangan, kemampuan dan minat
8.      Proses perkembangan vokasional pada hakikatnya merupakan pengembangan dan implementasi konsepsi diri
9.      Proses kompromi antara factor indvidu dan social, antara apakah peranan itu diaminkan dalam fantasi ataukah dalam interview konseling, atau didalam kegiatan kehidupan nyata seperti kegiatan sekolah, kegiatan keolompok maupun pekerjaan tidak tetap
10.  Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung seberapa jauh individu mendapatkan kemampuannya[12]





C.     METODE-METODE BIMBINGAN KARIER
A.    METODE PSIKODINAMIK
Teori ini membahas tentanghubungan antara pengalaman dengan sikap, kemampuan, minat, bakat, dan factor kepribadiannya yanga ada pengaruhnya terhadap pemilihan pekerjaan atau jabatan seseorang. Metode ini terbagi menjadi lima yaitu :
-          Hipotesis tentang hubungan pengalaman yang lalu dengan pemilihan jabatan
Hipotesis disini berhubungan dengan variable kepribadian yang tampak dalam bentuk perilaku, seperti intelegensi, miat kemampuan khusus, dalam hubungannya dengan orangtua yang berpengaruh bagi pemilihan jabatan
-          Hubungan pola-pola pengalaman pada masa bayi dan kanak-kanak dengan sikap orang tua
-          Hubungan sikap-sikap orang tua dengan kebutuhan rasa puas pada diri anak-anak
-          Cara mengasuh dan pola perilaku orang tua terhadap anaknya
-          Pantulan pengalaman yang lalu dalam pemilihan pekerjaan
B.     METODE BEHAVIORAL
Seseorang memilih dan memasuki sutau pekerjaan tertentu, berbeda yang satu dengan lainnya, hal ini dapat dijelaskan melalui pendekatan yag dititikberatkan pada :
-          Ciri-ciri psikologis individu tersebut dan proses motivasi yang mengaahkannya pada pemilihan pekerjaan itu
-          Strata dan status sosila orang tua individu yang bersangkutan
C.     METODE KOGNITIF
Pada dasarnya teori ini menganggap bahwa suatu pemilihan jabatan adalah merupakan hasil dan interaksi antara hereditas dengan segala pengaruh kebudayaan serta suasana yang meliputi teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap penting serta suasana social.
D.    METODE TRANSEDENTAL
Konsep super dalam pengembangan jabatan yaitu sehubungan dengan kematangan bekerja dan pentingnya konsep diri
-          Konsep umum
a.       Pola-pola kemampuan pekerjaan
b.      Pola identifikai dan peranan mode yang didapat
c.       Kontinuitas penyesuaian
d.      Tingkat-tingkat kehidupan
e.       Pola karier
-          Pola perkembangan jabatan
a.       Keadaan individu
b.      Perkembangan potensi
c.       Pola kemampuan kerja
d.      Pola karier
e.       Dinamika dari pola karier
E.     METODE DEVELOPMENTAL CAREER COUNSELING
Dikembangan oleh Tiedeman bahwa pengambilan suatu karier bukanlah lahir semata-mata dari khayal dan angan-angan, tetapi karier sangat erat hubungannya dengan pendidikan

F.      TIPE-TIPE PENYULUHAN KARIER
Terdapat empat macam tipe yaitu:
a.       Tipe pertama, penyuluhan yang membantu klien dalam membuat keputusan khusus dengan memberikan informasi tertentu
b.      Tipe kedua, penyuluhan yang membnatu individu dalam keputusan khusus dengan memusatkan pada ketarampilan keputusan
c.       Tuipe ketiga, penyuluhan yang memandang bahwa karier lebih merupakan suatu proses dari pada suatu titik akhir suatu keputusan
d.      Tipe keempat, penyuluhan karier yang memsatkan pada pengembangan kecakapan individual untuk menggunakan kemampuan pribadinya dalam pengarahan keputusan karier dimasa yang akan datang

G.    DINAMIKA PERUBAHAN DALAM BIMBINGAN KARIER
Prayitno mengemukakan ada Sembilan komponen pokok yang merupakan bagian tidak terpisahkan di dalam suatu proses perubahan, komponen-komponen itu ialah:
a.       Penyajian awal kepada klien yang akan berubah, sebab dalam memasuki proses perubahan itu individu tidaklah berada dalam keadaan kosong dan keadaan awal itulah yang menjadi titik tolak perubahan
b.      Penentapan apa yang akan diubah sebagai sasarn dari perubahan itu sendiri
c.       Penetapan tujuan perubahan yang akan dicapai melalui proses peruahan itu
d.      Rencana mencapai tujuan yang berisi kegiatan nyata yang akan terselenggara
e.       Pelaksanan usaha sebagai gerak yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang dimaksud
f.       Penilaian dan penerimaan umpan balik akan memebrikan gambaran sejauh mana tujuan itu tercapai
g.      Tindak lanjut sebagai arus tanpa henti dari hakekat dinamika perubahan itu sendiri
h.      Hubungan awal antara kedua individu tersebut sebagai dasar penciptaan hubungan selanjutnya
i.        Kelegkapan individu sebagai modal awal yang ada di tangan subjek pengubah untuk dapat menggerakan perubahan itu[13]

H.    PERANAN ORANG TUA DALAM BIMBINGAN KARIER
Ambo Enre Abdullah menyampaikan 10 peran orang tua:
a.       Bantuan dalam menganalisis minat, kemampuan dan keterbatasan anak
b.      Penjelasan tentang sifat yang diperlukan, kondisikerja, dan gaya hidup pekerja dalam bidang pekerjaan yang paling dikenal
c.       Diskusi tentang nilai-nilai pekerjaan yang berkembang
d.      Diskusi tentang ekonomi keluarga
e.       Bantuan dalam menggunakan pengalaman pengetahuan dan layanan dari family, kawan, karyawan
f.       Menyediakan suatu modal penyuluhan terhadap anak dengan berusaha mengembangkan dan membina sikap positif
g.      Memberi contoh sikap yang telah dihargai oleh sesma
h.      Menyediakan situasi yang memungkinkan  anak mengalami proses pengambilan keputusan
i.        Memebrikan kesempatan kepada anak untuk bekerja
j.        Membina komunikasi yang terbuka antara sekolah dan rumah

BAB V
PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER

A.    PERANAN PETUGAS BIMBINGAN
Petugas bimbingan mempunyai peran utama, hal ini disebabkan bahwa bimbingan karier termasuk dalam ruang lingkup bimbingan itu sendiri meskipun tidak bisa dipisahkan dari pedidikan di sekolah secara keseluruhan

B.     PERANAN KEPALA SEKOLAH
Kepala sekolah adalah orang yang menentukan khususnya terlaksaan bimbingan karier itu karena kepala sekolah yang dapat memahami dan yang tidak memahami sama sekali arti dna kegunaan bimbingan karier. Kepla sekolah dapat menetapkan personalia bimbingan karier.

C.     PARTISIPASI ANTARPERSONALIA
Setiap personalia mendapat tugas masing –masing secara jelas dna terperinci, dan hendaknya pula antara personalia saling percaya mempercayai. Bila demikian akan tercapai suatu kekompakan, saling meringankan beban pekerjaan, tetapi saing mengisi.[14]

D.    PENGERTIAN DAN KESEDIAAN SISWA
Pengertian dan kesediaan siswa harus sudha diawali oleh petugas BP/BK dalam masa-masa orientasi sejak masuk kelas I, atau dalam kesempatan lain.
Guru pembimbing akan membatu siswa karena wewenang dalam hal utama “Educational Guidance” akan membantu dalam memecahkan persolan-persolan belajar para siswa.

E.     MODEL PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER
Untuk model ini penulis sampaikan contoh pelaksanaan pemberian paket Bimbingan Karier Di SMA. Pelaksanaan pemberian paket inis ebgaai berikut:
-          Dimulai dahulu pemberian paket dari kelas X-XII
-          Dimulai dari paket pemahaman diri
-          Dberikan berurutan yaitu:
a.       Paket I pemahaman diri – Paket II nilai-nilai
b.      Paket III pemahaman ligkungan
c.       Paket IV hambatan dan cara mengatasinya
d.      Paket V merencanakan masa depannya
-          Sebaiknya guru pembimbing telah membaca dahulu buku petunjuk guru
-          Sebelum pemberian paket perlu penjeleasan terlebih dahulu

BAB VI
PEDOMAN-PEDOMAN SINGKAT PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIER

A.    TEKNIK DAN CARA PENDEKATAN
Yang pertama kali seorang pembimbing I adalah mengadakan pendekatan pribadi yang sebenarnya hal ini merupakan syarat pribadi seorang pembimbing yaitu bahwa seorang pembimbing/penyuluh harus memiliki sifat-sifat pribadi seperti yang dikemukakan Rochaman Natawidjaja sebagai berikut:
a.       Memiliki minat  yang mendalam menegnai siswa dan bersungguh-sungguh untuk memeberikan bantuan kepada mereka
b.      Mempunyai pengalaman yang cukup banyak dalam menyelengggarakan penyuluhan tak resmi
c.       Berkeinginan untuk mengembangkan diri, dan memperoleh latihan yang lanjut
d.      Sanggup bekerja sama dengan personalia sekolah lainnya
e.       Mempunyai ketrampilan untuk melakukan wawancara
f.       Kesanggupan untuk memahami manusia
g.      Memiliki pemahaman dan pengertian tentang program pendidikan

Cara pendekaan menurut Soedjadi ada tiga macam yaitu:
a.       Cara pendekatan kelompok
b.      Cara pendekatan individual
c.       Cara pendekatan tertulis

B.     TEKNIK PEMAHAMAN INDIVIDU
Teknik pemahaman individu ini merupakan langkah pertama dalam layanan pengumpulan data bimbingan dan terletak dalam langkah diagnose proses bimbingan. Hal ini mengingat bahwa layanan pengumpulan data merupakan langkah awal sebelum memberikan layanan selanjutnya, sedangkn diagnose merupakan inti dalam proses bimbingan khususnya penyuluhan yaitu suatu langkah utuk memeperkirakan penyebab kesulitan yang dhadapai para siswa
1.      SEGI-SEGI YANG PERLU DIPAHAMAI
a.       Fisik dan kesehatan
b.      Psikis yaitu kecerasan (intelegensi), bakat, minat, sifat-sifat kepribadian, sikap kebiasaan, keinginan, hobi
c.       Kecakapan nyatanya (prestasi belajar)
d.      Latar belakang (keluarga, asal sekolah, tempat tinggal, kegiatannya, temannya, kelompoknya)
2.      BAGAIMANA CARA MEMAHAMINYA
Ada 2 cara yaitu:
a.       Dengan mempergunakan teknik tes. Hal ini terutama dipergunakan dengan prestasi belajar, aspek psikis,
b.      Dengan memperoleh teknik non tes. (angket, wawancara, observasi)
3.      SIAPA YANG DIPAHAMI
Subjek yang perlu dipahami:
a.       Siswa yang bersnagkutan
b.      Orang-orang yang dianggap penting[15]




DAFTAR PUSTAKA

Gani Ruslan. 2012. Bimbingan Karier “Sebuah Panduan Pemilihan Karier Yang Terarah”. Bandung: Penerbit Angkasa.

Aqib Zainal. 2012. “Ikhtisar bimbingan & Konseling di Sekolah”.
         Badung: Penerbit Yrama Widya.


[1] Zainal Aqib, Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Cetakan I, Bandung, Yrama Widya, 2012, h.92.
[2] . Ruslan A. Gani, Bimbingan Karier, Cetakan I, Bandung, CV Angkasa,2005, h. 2
[3] .Ibid., h. 3
[4] . Ibid,. H. 11-12
[5] . Ibid,. h. 13
[6] . Ibid,. h. 15
[7] .Ibid,. h. 23
[8] . Ibid,. h. 26
[9] . ibid,. h. 28
[10] . Ibid,. h. 32
[11] . Ibid,. h. 38
[12] ,. Ibid,. h. 43
[13] . Ibid,. h. 57
[14] . Ibid,. h. 93
[15] . Ibid,. h. 101

Tidak ada komentar:

Posting Komentar